Berita

Air Hujan Menggenangi Sebagian Wilayah Desa Mejuwet

IMG_20160228_142749

Sawah yang terendam banjir.

Mejuwet – Hujan deras yang mengguyur hampir di seluruh wilayah mengakibatkan Sungai Avvour Pohwates meluap. Hal ini disebabkan karena volume air hujan yang begitu besar, adanya tiang pancang (tengah) baik Jembatan Kereta Api maupun Dinas Perhubungan, berdirinya bangunan liar yang ada disekitar Avvour, dan pembuangan sampah di sembarang tempat. “Beberapa upaya pencegahan sudah dilaksanakan baik oleh Pemkab Bojonegoro atau Pemdes Mejuwet, sepertinya upaya itu belum bermakna karena belum adanya kesadaran masyarakat tentang lingkungan.” Kata Bapak Imam (Sekdes).

Minggu pagi (28/2) pergerakan air terus naik hingga Minggu sore. Ditambah lagi air kiriman dari wilayah selatan membuat banjir semakin tinggi dan menggenangi jalan desa termasuk halaman beberapa rumah warga lingkungan RT 004, RT 005, RT 011 dan RT 012 Desa Mejuwet. Disamping itu juga merendam ±35 Ha sawah, lapangan sepak bola dan lapangan bola voli. Diperkirakan banjir ini setinggi kaki orang dewasa. Warga yang rumahnya berdekatan dengan Sungai Avvour lebih merasakan dampaknya, meskipun tidak sampai masuk kedalam rumah. Saat ini, Senin (29/2) banjir sudah mulai surut tetapi cuaca masih nampak mendung dan dikhawatirkan akan terjadi banjir lagi. Kita berharap banjir kali ini tidak terjadi lagi karena banjir tetap membawa dampak bagi kehidupan masyarakat.(riy)

Banjir mengenangi halaman rumah warga.

Pelatihan Handycraft Dari Bahan Daur Ulang

Mejuwet – Beberapa bulan yang lalu Disnaker Transos Kabupaten Bojonegoro melakukan pelatihan untuk ibu rumah tangga di Balai Desa Mejuwet. Pelatihan membuat kerajinan tangan dari bahan-bahan daur ulang seperti sampah plastik dan kain perca. Sampah-sampah plastik dan kain perca dapat dibuat menjadi bros. Selain itu juga membuat tempat pensil dari kain flanel serta pelatihan untuk membuat mahar pernikahan. Pelatihan ini dilakukan selama satu minggu.

“Bagus ada pelatihan seperti ini sehingga bisa memanfaatkan barang yang kurang memiliki harga bisa dimanfaatkan oleh keluarga atau memiliki nilai jual.” Kata salah satu peserta yang ikut pelatihan pembuatan handycraft. Dari sampah-sampah yang tidak berguna bisa menjadi lebih menarik serta memiliki nilai estetika. Dengan adanya pelatihan seperti ini ibu rumah tangga dapat memiliki skill untuk berwirausaha (enterpreneurship).(riy)

Saat membuat kerajinan tangan dari kain perca.

Saat membuat kerajinan tangan dari kain perca.

Warga Dihumbau Waspada Demam Berdarah

Mejuwet – Saat musim hujan seperti ini rentan sekali terhadap penyakit demam berdarah. Dimana penyakit ini disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang di sekitar rumah yang sejuk, lembab dan gelap. Dan bertelur di air yang jernih misalnya bak kamar mandi atau kaleng-kaleng terbuka yang terisi air. Nyamuk ini menggigit pada jam-jam tertentu saja yaitu sekitar pukul 6.00-9.00 dan 15.00-17.00.

Kamis (11/2) salah satu warga yang bernama Elok Anindya (8thn) putri Bapak Kayan RT 009 RW 001 dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumberrejo. Karena mengalami gejala demam tinggi yang kemudian turun dan kembali naik pada hari berikutnya, pusing, bintik merah dan mual bahkan muntah. Melihat gejala tersebut salah satu Aparat Desa (Sekdes/Bapak Imam) segera melakukan tindakan cepat dan segera membawa anak tersebut ke Rumah Sakit.  Setelah diadakan Analis Medis dan hasilnya anak tersebut positif terjangkit demam berdarah dengan hasil pemeriksaat laboratorium.

  • Jumlah Trombosit  : 36.000
  • Nilai Hematokrit     : 44.2
  • Nilai Hemoglobin   : 16.2

Kepala Desa (Iswahyudi) dan Aparat Desa dibantu Pegawai Puskesmas mengadakan sosialisasi kepada warga untuk melakukan tindakan preventif. Pencegahan dimulai dari 3M menguras, mengubur dan menutup barang-barang bekas yang dapat terisi air hujan. Jangan menggantung baju yang sudah tidak dipakai karena dapat menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. “Jika sudah terkena demam berdarah perbanyak minum jus jambu biji merah, dan segera periksa ke dokter atau puskesmas terdekat untuk ditangani lebih lanjut.” Kata H. Suhardi pegawai Puskesmas Mejuwet.

Manfaatkan Lahan Kosong Menjadi Lapangan Bola Voli

IMG_20160206_172604

Mejuwet – Lahan kosong yang disulap menjadi lapangan voli membuat warga Desa Mejuwet menjadi lebih semangat berolahraga. Sebelumnya, lahan kosong yang terletak di RT 005/001 sama sekali tidak menarik perhatian. Akan tetapi setelah adanya pembangunan lapangan tersebut sekarang menjadi tempat olahraga yang nyaman. Setiap sore hari selalu ramai tidak saja warga Desa Mejuwet tetapi juga dari desa-desa yang lain.

Antusias warga bisa dilihat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan tidak ketinggalan juga ibu-ibu. Menurut Agung salah satu pemain voli Desa Mejuwet mengatakan, “Saya senang dengan adanya lapangan voli baru ini, karena dapat menjadi wadah bagi Karang Taruna khususnya dibidang olahraga.” Ternyata lahan yang semula kosong dapat menjadi lebih berguna dan menjadi wadah bagi yang punya hobi bermain voli.

Legalitas Tim harus punya kata Khomari salah satu pembina, sehingga perlu di bentuk Mejuwet Club Voli atau MCV. Dan tak lama kemudian Minggu (7/2) diadakan pertandingan persahabatan dengan Tim Bola Voli Bojonegoro Muda atau Boma. Pertandingan berlangsung sangat seru dengan skor akhir 4-1. Pertandingan berjalan sportif meskipun tim voli Mejuwet tidak memenangkan pertandingan.(riy)

Komoditas Buah Naga Yang Digandrungi Warga

IMG20160113091946

Foto buah naga yang ditanam salah satu warga.

Mejuwet – Saat ini buah naga menjadi fenomena yang sudah tidak asing lagi. Siapa yang tidak tahu buah naga, buah yang termasuk dalam jenis kaktus ini berwarna merah dan bersisik hijau. Memiliki daging buah berwarna putih atau merah mencolok dengan biji hitam kecil-kecil yang dapat dimakan. Rasanya enak dan terasa dingin dalam perut. Dan ada keyakinan dari sebagian warga bahwa buah tersebut dapat menyembuhkan atau mencegah beberapa macam penyakit kata Kastari salah satu warga Desa Mejuwet.

Saat ini, banyak warga desa Mejuwet menanam buah tersebut. Hampir di semua lingkungan ada tanaman buah naga. Disamping dikonsumsi sendiri juga diperdagangkan di pasar, karena buah naga memiliki harga yang cukup mahal dipasaran sehingga dapat menambah pendapatan keluarga.

Cara menanamnya juga sangat mudah hanya dengan menanam batang buah naga dan memberi tiang untuk menopang pohonnya. Mereka menanam di depan rumah atau bahkan di belakang rumah. Salah satu warga mengaku tidak butuh lahan yang luas untuk menanam buah naga. Lahan sempit pun dapat menanam dengan media pot.

Pemerintah Desa berupaya untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada di sekitar rumah warga. Sehingga potensi ini dapat dimanfaatkan atau diperoleh hasilnya. “Dari dukungan warga yang begitu besar, kita sangat berharap 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun lagi hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat.“ kata Iswahyudi Kepala Desa Mejuwet.(riy)

Usia Tidak Menyurutkan Semangat Lansia Untuk Belajar

IMG-20160109-WA0033

Mejuwet – Pembelajaran pada umumnya diikuti oleh warga yang usianya relatif muda. Namun pembelajaran ini berbeda, karena memiliki warga belajar yang usianya sudah tua atau lansia. Pada tanggal 21 Januari 2016 yang lalu Pemerintah Desa Mejuwet bekerjasama dengan Nurul Ummah yang dipimpin Drs. Sumari, M.M mengadakan kegiatan pembelajaran untuk lansia. Yang bertempat di Dusun Mejuwet Kidul persisnya di kediaman mantan Kaur Kesra Desa Mejuwet Bapak Takip.

Lebih dari 50 lansia mengikuti kegiatan pembelajaran ini. Mereka datang dan duduk rapi di kursi-kursi yang sudah disediakan. Disamping Tutor, Kepala Desa juga ikut terjun langsung untuk memberikan pengarahan para warga belajar. Disana mereka belajar untuk menulis, membaca serta berhitung.

“Belajar diawali dengan menulis huruf dan angka.” kata salah satu Tutor. Mereka mulai menggoreskan penanya diatas kertas yang sudah dibagikan. Dilanjutkan dengan mengeja kata dan berhitung. Kejadian lucu pun sempat terjadi, banyak lansia yang salah dalam membaca dan berhitung. Namun mereka tidak pantang menyerah dan terus mengulang sampai bisa.

Usia tidak menyurutkan semangat untuk belajar. Meski mereka tidak muda lagi tapi memiliki rasa ingin belajar yang cukup tinggi. Ini adalah salah satu upaya untuk memberantas buta huruf di Desa Mejuwet serta untuk mewujudkan Desa Mejuwet yang sehat dan cerdas.(riy)

Kunjungan Tim SAGASIH Ke Rumah Warga

IMG-20160126-WA0118

Mejuwet  – SAGASIH adalah singkatan dari Sapa Keluarga dengan Kasih. Program ini bertujuan untuk memberikan perhatian, dukungan serta semangat warga Desa Mejuwet yang sedang sakit.

Kemarin (14/1) adalah kali pertama program baru SAGASIH berjalan. Program ini digagas langsung oleh Kepala Desa Mejuwet yang terinspirasi dari seorang warga Ngasem yang buta karena sakit mata diobati dengan obat penyakit kulit. Itu terjadi karena ketidaktahuan serta kurang pedulinya warga sekitar.

Dengan dibantu tenaga medis dari Puskesmas Mejuwet, Tim SAGASIH pertama kali mengunjungi Bapak Hastono yang beralamat di RT 005 RW 001 Desa Mejuwet. Beliau divonis oleh dokter terserang penyakit kanker sum sum tulang belakang sejak tahun 2011. Sampai saat ini beliau mampu melawannya walaupun tidak dapat berjalan dan harus berbaring di tempat tidur. Beliau yang sangat menyukai sepakbola ini memiliki semangat yang tidak pernah padam.

Yang kedua Tim SAGASIH mengunjungi Ibu Siti Muzayanah beralamat di RT 005 RW 001 Desa Mejuwet yang menderita sakit saraf sehingga membuatnya sulit untuk mengingat dan sering menangis karena kebingungan. Beliau yang dulu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sosial didesa sekarang tidak bisa lagi. Saat ini suaminya pun sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit paru-paru.

Sehingga Tim SAGASIH merasa tergerak untuk datang dan memberikan semangat kepada kedua warganya tersebut. Dari hasil kunjungan ditemukan obat yang dikonsumsi sudah ada yang kadaluarsa. Ini adalah salah satu bentuk kepedulian Pemerintah Desa Mejuwet. Dari program SAGASIH juga banyak pelajaran yang dapat dipetik dan bermanfaat bagi masyarakat.(riy)